Monday 8 February 2016

Gunung

Tinggi. Gagah. Kokoh. Angkuh.
Itu sudut pandang aku.
Mungkin kalian juga.
Mungkin sumberku juga berpikir sama.

Sumberku yang satu ini paling suka naik gunung.
Paling sering hilang, karena naik gunung.
Paling suka pamer kalo sudah naik gunung.
Kenapa pamer?


Dia bilang,
"Naik gunung itu menantang,
tapi aku, bisa sampai di puncaknya."
Aku masih gak paham tantangan itu.
Lalu dia melanjutkan penjelasannya.

"Naik gunung itu kepuasan.
Kalau kamu belum sampai puncak,
rasanya sayang untuk nyerah.
Kayak aku buang uang gitu aja,
padahal aku bayar untuk sampai puncak."

Aku paham disitu,
sama aja kayak sekolah.
Ketika kita udah masuk,
kita pasti ingin selesaikan.
Kita ga akan nyerah gitu aja.
Kita juga mikirin tujuan kita.
Ijazah.

Tapi aku bingung,
aku gak mau mengulang sekolah yang sama.
Sedangkan dia berkali kali mendaki gunung yang sama.
Dengan harga yang sama
dan puncak yang sama.

Dia bilang BEDA.
Setiap perjalanan pasti punya cerita sendiri.
Setiap perjalanan punya kesan yang berbeda.
Setiap perjalanan ada kepuasan yang berbeda.

Mungkin yang dia maksud,
karena alam punya sejuta rahasia.
Kita gak pernah tau apa yang akan terjadi.
Walaupun kita mengulang dengan tujuan yang sama.
Kita gak akan tau apa yang akan kita dapat nantinya.
Dan selalu, semuanya akan berbeda.

Sumberku berubah setelah dia kenal gunung.
Pribadinya lebih baik.
Dia lebih tau tempat dan waktu.
Lebih menguasai sifat rendah hati.
Karena dia tau,
keangkuhan tidak bisa dilawan keangkuhan lagi.

1 comment :

  1. alam selalu memberi kita cerita berbeda
    walau alam selalu melakukan aktivitas yang sama

    kemurniannya membuat siapa saja yang tulus mengaguminya
    dibuat larut olehnya

    oh alam ..
    aku masih penasaran ..

    ReplyDelete