Saat TK.
Waktu itu aku ditanya temanku, "Suka warna apa?"
Aku bingung waktu itu mau jawab apa, jadi aku cuma diam dan lihat langit.
"Aku suka biru." Aku jawab tiba-tiba, padahal mungkin saja temanku sudah lupa pertanyaannya tadi.
"Kenapa?" dia bertanya lagi. Karena mungkin kebanyakan perempuan di kelas suka warna Pink.
"Karena, kemanapun kamu melihat, pasti kamu akan lihat warna biru."
"Tapi kan kalo malem, langitnya hitam?"
"Tetep aja aku ingetnya, langit itu biru." aku menjawab mantap.
Sejak hari itu, aku jadi makin tergila-gila dengan warna biru.
Semuanya biru. Sempat aku mencoba cinta dengan warna lain.
Hitam saat aku SMP. Tapi itu ternyata cuma ikut-ikutan.
Kuning saat SMA. Tapi itu ternyata hanya obsesi.
Bukan suka. Bukan cinta.
Aku tetap setia pada biru. Tapi aku sadar, biru tidak sendiri.
Dia juga harus dipadukan. Dia bukan milikku, dia hanya kesayanganku.
Masih, hampir semua yang aku beli masih berwarna biru.
Tapi sekarang aku sudah bisa menerima warna yang lain.
Gak melulu biru, kebanyakan karena keluarga atau sahabatku.
Mereka masih sering bilang, "Pasti yang biru deh.."
Tapi, gak bisa dibohongin. Aku emang cinta sama warna penenang itu.
Saat aku kalut, aku bingung.
Aku pergi. Keluar, duduk sendiri di bawah langit yang biru.
Kalau langitnya lagi gak biru?
Tetap aja aku ingetnya, langit itu biru.
Karena ketika aku mencintai sesuatu,
padanya aku merasakan ketenangan.
Ketika aku mencoba untuk mencintai yang lain,
tetap rasa cinta yang sesungguhnya,
hanya ada pada cinta jujur kita yang pertama.
No comments :
Post a Comment