Sunday, 18 April 2010

Nama Panggilan

Hai! Wie geht's?

Hihihi.. Udah sok-sok'an nge-Jerman niih. Tapi lebih baik kalo sambil belajar kan? Soalnya bentar lagi udah mau masuk belajar bahasa Jerman nih. Persiapan kalau jadi kuliah di Jerman (Kaalo ga keterima disini). Dan tadi aku cek jalur, waktu dan medan yang harus ditempuh untuk perjalanan dari rumah (kebayoran) sampe ke tempat dimana aku akan belajar Bahasa Jerman (daerah matraman). Lumayan jauh, cape dan memakan sedikitnya waktu 1 jam untuk nyampe kesana. Harus bangun lebih pagi nih artinya. Hehe...

Kenapa judul yang sekarang 'Nama Panggilan'. Aku juga bingung sesungguhnya. Sebenernya aku mau ngebahas masalah perbedaan nama panggilan beberapa benda dari pengalamanku yang pernah hidup di Tasikmalaya dan Jakarta. Mungkin gara-gara tadi pagi, sebagai seorang perempuan, aku bantuin mama goreng Perkedel Jagung.

Ya. Perkedel Jagung inspirasiku saat ini. Tau kan perkedel jagung? Itu loh, makanan yang terbuat dari jagung, yang udah di 'ulek' sedikit, terus dicampur pake tepung, telur, dan beberapa bahan 'rahasia' lainnya.. Nah, tau kan sekarang?

Memang, beberapa orang menyebutnya Bakwan Jagung. Itu dia! Beda kan sebutannya!?! Di Tasik aku menyebutnya Perkedel Jagung. Tapi, sewaktu aku bawa perkedel jagung untuk makan siang, temanku (ati, nuril, tania) yang sering makan bekal bersama (padahal udah SMA), PROTES dengan sebutan 'Perkedel Jagung'.

Aku bingung. "Terus apa dong namanya?", dengan lugunya aku bertanya. Dan mereka menjawab kompak sekompak-kompaknya "BAKWAN Jagung, tauu..". Aku diam, merenung, dan kembali makan. Bakwan kan yang isinya sayuran gitu kan? Inikan isinya cuma Jagung! OK. Jagung pake tepung dan lain-lain. Tapi beda dong sama bakwan?!

Udah itu aku jadi inget juga, kalo yang di maksud dengan bakwan itu, Bala-Bala. Tau ga bala-bala? Ya gitu deh, sama kayak bakwan nya Jakarta. Sayuran yang teridi dari kurang lebih kol, wortel, terus apalagi gitu aku lupa, dicampur tepung, telur, dan bumbu rahasia lainnya terus digoreng. Sama kan sama bakwan?? Nah, yang aku tau selama di Tasikmalaya ku tercinta itu, yang namanya bakwan itu, ya bakwan. Bahannya emang ga beda jauh. Bedanya, bakwan itu pake udang diatasnya, dan bentuknya teratur. Ga kayak bakwan di Jakarta ini, bakwan di Jakarta aku kenal dengan sebutan bala-bala.

Tau gak kenapa bala-bala? Bala dalam bahasa sunda, berarti 'berantakan' dalam bahasa indonesia. Memang begitu kan? Bala-bala yang ku kenal, memang bentuknya sedikt berantakan. Dan mungkin dilihat dari campuran sayurannya yang di campur begitu aja. Tapi, walaupun terlihat 'berantakan', bala-bala masih The Best buatku.

Nah, sekarang jadi inget perbedaan sebutan lainnya. Cukup sering di perdebatkan olehku dan teman Jakarta ku, atau aku dengan tukang sayur di Jakarta, atau mamah dengan tetangga-tetangga baru di Jakarta. Hemm.. Habisnya Bawang Daun ini mengundang banyak perdebatan.


Ya. Saya terima kalau Anda pun menyebutnya Daun Bawang. Tapi saya, bingung bukan main saat tau kalo saya selama ini salah menyebut daunnya-bawang sebagai 'bawang daun'. Ngerti kan maksud ku?

Bawang daun (sampai seterusnya aku akan menyebut-nya 'bawang daun') BUKAN daun-nya bawang. Kita tau kan, ada daun pepaya, daun singkong, daun mangga, dan daun-daun lainnya dari pohon-pohon yang bernama sama dengan buahnya. Tapi bawang daun bukan Daunnya Bawang (berapa kali tuh aku nulis kalo bawang daun, bukan daunnya bawang?).

Dan untuk bawang. Kita kenal sama bawang merah, bawang putih, bawang bombay, dan bawang daun (maap kalo ada bawang yang lupa disebutin). Nah! Bawang daun kan? Dari bau nya yang pedes kayak bawang-bawang lain, kita semua tau, kalo bawang daun adalah bawang, yang berbentuk daun. Jadilah Bawang Daun. Sama seperti pemberian nama bawang yang warnanya merah. Jadi 'Bawang Merah'. Ya gak?

Hahaha.. Pengen ketawa liat postingan kali ini. Maaf-maaf ya kalo emang salah ngomong, saya manusia yang patut diasalahkan kok. Tapi saya akan bersikukuh untuk memanggil mereka dengan sebutan Perkedel Jagung, Bala-bala, dan Bawang Daun.

Walau untuk bala-bala agak susah ya kalo di pake pas mau beli gorengan. Nanti malah ribet. "Bang, beli bala-bala 5 ribu ya..". Terus si abang bertanya "Apa? Ga jual laba-laba neng..". Dan aku akan menunjuk sang Bakwan. Terus si Abang gorengan ketawa dan ngomong "Itu namanya Bakwan, neng..". Dan aku menjelaskan kisah Bala-bala dari awal. Terus Bakwan si Abang gosong gara-gara dengerin cerita saya yang seru bin mantab tentang si Bala-bala.

Hahaha.. Sudahlah. Ini Indonesia. Banyak perbedaan bahasa gak apa dong, karena tujuan kita akan tetap sama (amiin). Yap, silahkan deh kalo mau kritik dan saran. Bebas.

Danke.
Auf Widersehen..

No comments :

Post a Comment