Sepuluh itu termasuk angka yang
baik untukku. Kenapa? Dulu lagi SD, sering banget pengen koleksi angka sepuluh
di kertas-kertas ulangan. Nilai terbaik. Terus kenapa mau bahas sepuluh? Karena
kemarin tanggal sepuluh. Oke. Gak jelas.
Jadi gini, tanggal sepuluh pernah
jadi tanggal istimewa buat aku. Sekitar 17 bulan berturut-turut, aku selalu
seneng liat tanggal sepuluh. Tapi sekarang-sekarang ini, agak sentimen kalo
liat tanggal sepulung malah. Atoga malah jadi galau. Hihihihi.. Untung sekarang
aku ada di lingkungan yang baik. Lingkungan yang berusaha dekat sama Allah.
Jadi No More Galau.
Tapi yang paling penting ini ya
tanggal sepuluh Januari. Paling berkesan. Tanggal sepuluh Januari 2011, dua
tahun yang lalu, aku pertama kali menginjak bumi di Benua Biru.Eropa. Rasanya
seperti mimpi ketika pertama kali menginjak bandara Hamburg. Hanya senyum yang
bisa aku lontarkan waktu itu. Aku juga ingat pesan mama untuk terus berdoa.
Kata mama, ceritanya minta izin sama alam Jerman, biar lancar. Maka tasbih,
tahmid, takbir dan sholawat menemani senyumku hari itu.
Sudah dua tahun aku terdampar di
negara yang sekarang lagi beken di Indo. Iya, gara-gara film Habibie dan Ainun
itu. Tapi sepertinya, belum banyak yang aku lakukan disini. Belum banyak yang
bisa aku banggakan disini. Belum banyak pengalaman yang kudapat disini. Aku
masih harus mencari lagi. Aku harus lebih banyak berusaha lagi.
Masa-masa Sprachkurs (Les Bahasa)
di UNS selagi di Hamburg, sudah kulewati. Walau hanya beberapa minggu, tapi itu
berkesan. Ada masanya kami rajin mengerjakan tugas yang diberikan guru kami,
Frank. Tapi ada juga kami malas mengerjakan, sampai beberapa temanku
mengerjakan tugasnya di perjalanan menuju UNS.
UNS selagi istirahat |
Lalu masa-masa deg-degan ikut
Aufnahmetest (Tes masuk Studienkolleg) di Nordy. Pertama kali menginjak
Nordhausen. Berkenalan dengan orang-orang baik hati yang membantu kami ini dan
itu. Bahkan sampai memasak untuk kami, anak-anak yang baru ikut ujian. Tawa dan
tangis sudah kami keluarkan di hari kedua kami di Nordhausen.
Ternyata, alhamdulillah aku dan lima
orang temanku diterima untuk belajar di bangku Studienkolleg Nordhausen. Lebih
banyak lagi tawa dan tangis yang kami bagi dengan alam Nordhausen. Satu tahun
setengah aku tinggal disana. Banyak sekali kenangan manis. Sampai gak bisa
kuceritakan semua disini. Aku takut menangis karena kangen dengan kota itu.
Kota itu, di waktu itu. Nordhausen 2011-pertengahan 2012.
Dari mengerjakan Hausaufgabe (PR)
sampai tengah malam, belajar untuk kontrolle (ulangan) sampai nginep sana-sini,
belajar untuk Klausur (Ujian) sampai pagi, menjalin persahabatan, mengeluarkan
airmata, masak-masak, makan-makan, ngumpul-ngumpul dan main waktu weekend, ikut
latihan saman, tampil saman, bla-bla-bla sampai akhirnya harus berpisah sama
Nordhausen.
Grillen, suatu weekend, Nordhausen, Juni 2011 |
Terlalu banyak manis pahit
disana. Terlalu banyak kenangan disana. Tapi kalau pun ke Nordhausen, tiada
lagi kini suasana seperti dulu. Waktu berjalan dan alam pun berubah. Aku harus
terima itu. Kini saatnya aku mengejar lagi mimpi aku. Kini saatnya aku
menginjak gas dalam-dalam agar aku tidak tertinggal jauh.
Masih lebih banyak yang aku
dapatkan nanti kan? Masih mengantri kelas-kelas yang harus aku kunjungi.
Ujian-ujian yang akan aku hadapi. Manis pahit hidup yang akan aku alami. Juga
mimpi-mimpi yang akan kuraih. Tanggal 10 Januari 2014, tepat tiga tahun aku di
Jerman nanti, aku akan jadi pribadi yang lebih baik dari sekarang. Aku sudah
memiliki banyak pengalaman yang bisa kubagi. Aamiin. Mohon doanya, ya kawan.
Semoga kalian pun sukses, dimanapun kalian berada. Apapun mimpi kalian.
Bermimpilah, kawan. Kelak tuhan
akan memeluk mimpi-mimpimu.
karna sesungguhnya mimpi itu awal dari "niat". jadi bermimpi lah. sampai suatu saat mimpi itu dapat terwujud :)
ReplyDelete