Friday, 11 January 2013

Sepuluh


Sepuluh itu termasuk angka yang baik untukku. Kenapa? Dulu lagi SD, sering banget pengen koleksi angka sepuluh di kertas-kertas ulangan. Nilai terbaik. Terus kenapa mau bahas sepuluh? Karena kemarin tanggal sepuluh. Oke. Gak jelas.

Jadi gini, tanggal sepuluh pernah jadi tanggal istimewa buat aku. Sekitar 17 bulan berturut-turut, aku selalu seneng liat tanggal sepuluh. Tapi sekarang-sekarang ini, agak sentimen kalo liat tanggal sepulung malah. Atoga malah jadi galau. Hihihihi.. Untung sekarang aku ada di lingkungan yang baik. Lingkungan yang berusaha dekat sama Allah. Jadi No More Galau.

Tapi yang paling penting ini ya tanggal sepuluh Januari. Paling berkesan. Tanggal sepuluh Januari 2011, dua tahun yang lalu, aku pertama kali menginjak bumi di Benua Biru.Eropa. Rasanya seperti mimpi ketika pertama kali menginjak bandara Hamburg. Hanya senyum yang bisa aku lontarkan waktu itu. Aku juga ingat pesan mama untuk terus berdoa. Kata mama, ceritanya minta izin sama alam Jerman, biar lancar. Maka tasbih, tahmid, takbir dan sholawat menemani senyumku hari itu.

Sudah dua tahun aku terdampar di negara yang sekarang lagi beken di Indo. Iya, gara-gara film Habibie dan Ainun itu. Tapi sepertinya, belum banyak yang aku lakukan disini. Belum banyak yang bisa aku banggakan disini. Belum banyak pengalaman yang kudapat disini. Aku masih harus mencari lagi. Aku harus lebih banyak berusaha lagi.

Masa-masa Sprachkurs (Les Bahasa) di UNS selagi di Hamburg, sudah kulewati. Walau hanya beberapa minggu, tapi itu berkesan. Ada masanya kami rajin mengerjakan tugas yang diberikan guru kami, Frank. Tapi ada juga kami malas mengerjakan, sampai beberapa temanku mengerjakan tugasnya di perjalanan menuju UNS.
UNS selagi istirahat
Lalu masa-masa deg-degan ikut Aufnahmetest (Tes masuk Studienkolleg) di Nordy. Pertama kali menginjak Nordhausen. Berkenalan dengan orang-orang baik hati yang membantu kami ini dan itu. Bahkan sampai memasak untuk kami, anak-anak yang baru ikut ujian. Tawa dan tangis sudah kami keluarkan di hari kedua kami di Nordhausen.

Ternyata, alhamdulillah aku dan lima orang temanku diterima untuk belajar di bangku Studienkolleg Nordhausen. Lebih banyak lagi tawa dan tangis yang kami bagi dengan alam Nordhausen. Satu tahun setengah aku tinggal disana. Banyak sekali kenangan manis. Sampai gak bisa kuceritakan semua disini. Aku takut menangis karena kangen dengan kota itu. Kota itu, di waktu itu. Nordhausen 2011-pertengahan 2012.

Dari mengerjakan Hausaufgabe (PR) sampai tengah malam, belajar untuk kontrolle (ulangan) sampai nginep sana-sini, belajar untuk Klausur (Ujian) sampai pagi, menjalin persahabatan, mengeluarkan airmata, masak-masak, makan-makan, ngumpul-ngumpul dan main waktu weekend, ikut latihan saman, tampil saman, bla-bla-bla sampai akhirnya harus berpisah sama Nordhausen.

Grillen, suatu weekend, Nordhausen, Juni 2011

Terlalu banyak manis pahit disana. Terlalu banyak kenangan disana. Tapi kalau pun ke Nordhausen, tiada lagi kini suasana seperti dulu. Waktu berjalan dan alam pun berubah. Aku harus terima itu. Kini saatnya aku mengejar lagi mimpi aku. Kini saatnya aku menginjak gas dalam-dalam agar aku tidak tertinggal jauh.

Masih lebih banyak yang aku dapatkan nanti kan? Masih mengantri kelas-kelas yang harus aku kunjungi. Ujian-ujian yang akan aku hadapi. Manis pahit hidup yang akan aku alami. Juga mimpi-mimpi yang akan kuraih. Tanggal 10 Januari 2014, tepat tiga tahun aku di Jerman nanti, aku akan jadi pribadi yang lebih baik dari sekarang. Aku sudah memiliki banyak pengalaman yang bisa kubagi. Aamiin. Mohon doanya, ya kawan. Semoga kalian pun sukses, dimanapun kalian berada. Apapun mimpi kalian.

Bermimpilah, kawan. Kelak tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu.

1 comment :

  1. karna sesungguhnya mimpi itu awal dari "niat". jadi bermimpi lah. sampai suatu saat mimpi itu dapat terwujud :)

    ReplyDelete