Sunday, 2 December 2012

SIDIK 3

Assalamualaikum..

Satu Desember 2012. Selagi transit di Frankfurt Hauptbahnhof, kami memutuskan untuk menghangatkan diri di toko buku di sana. Karena, kereta menuju Darmstadt baru akan berangkat 30 menit lagi. Selagi beralibi melihat-lihat buku, aku dipeluk dari belakang. Ternyata eliiiin.. Elin adalah salah satu teman seperjuanganku di Nordhausen, ketika Studienkolleg dulu. Mungkin sudah hampir lima bulan aku tak bertemu dirinya. Aaah, senang sekali rasanya bertemu dan bisa bergurau bersamanya lagi.

Kami sampai di Masjid sekitar pukul 12 siang. Kami langsung menaruh barang bawaan di ruang serbaguna masjid tersebut. Lalu kami ambil wudhu untuk bersiap sholat dzuhur. Aku menjamak ashar juga kali ini. Perjalanan yang panjang, membuat kami di perbolehkan untuk menjamak sholat. Selesai sholat, agenda dilanjutkan dengan makan siang.

Aku dan temanku menduga akan makan kebab, karena kami makan di dapur turki di masjid itu. Kami juga melihat roti yang tersedia di meja. Sejenis roti kebab. Tapi ternyata kami harus mengantri untuk memakan sup. Setelah kenyak memakan sup beserta roti dan salat yang tersedia di meja, kami merasa cukup kenyang dan akan bersiap untuk kegiatan lainnya. Tapi ternyata, masih ada makanan utamanya. Nasi, kentang rebus dan ayam panggang. Makanan yang mewah untuk harga yang murah.

Kegiatan di lanjutkan dengan materi-materi tentang kepemimpinan. Sempat terpotong karena kami harus sholat magrib dan isya berjamaah. Materi selesai sekitar pukul sepuluh malam waktu Darmstadt. Kami di suguhkan tontonan menarik dari negeri kita tercinta. Negeri 5 Menara. Sebenarnya aku sudah sangat lelah ketika kakak panitia menyalakan film tersebut, tapi aku hatus tetap menjalani acara dari awal sampai akhir. Itu niatku.

Film diputar. Lampu dimatikan. Cemilan diputar ke seluruh ruangan. Sebenarnya aku sudah menonton Negeri 5 Menara ini. Berhubung ini Film yang bagus, aku siap menontonnya lagi. Tak cuma sekali aku metubah posisi untuk mencegah rasa kantuk. Tak sekali pula aku tertidur. Tapi suasana malam itu terasa hangat. Mengingatkan masa-masa di Nordy dulu. Malam Minggu, nonton bareng.

Film selesai diputar. Kakak panitia menyalakan lampu. Aku yang setengah tertidur langsung bergegas memakai sepatu dan mengambil barang-barangku untuk menuju kamar perempuan, yang sebenarnya sebuah kelas, di lantai tiga. Setelah mendapatkan tempat yang strategis, aku bergegas ke kamar mandi untuk bersih-bersih, diikuti beberapa temanku. Aku termasuk beberapa orang yang tidak membawa sleepingbag. Kakak panitia membagi sleepingbag untuk kami. Tapi aku memilih untuk berbagi sleepingbag bersama elin. Rasanya hangat sekali ketika aku mulai rebahan samping elin.

Lampu dimatikan, aku masih mendengar beberapa orang yang membereskan peralatan tidurnya. Aku mulai mencoba untuk tidur. Aku merasa sangat mengantuk. Tapi perlahan punggungku terasa sangat dingin. Aku banyak mengubah posisi agar tidak terlalu kedinginan. Memang, di ruangan itu, hanya ada satu pemanas yang menyala. Jadi memang di maklum kalo kami bisa kedinginan.

Tidurku masih sangat tidak nyenyak. Aku kedinginan dan hidungku mampet. Aku duduk dalam gelap. Di luar jendela terlihat salju yang jatuh dengan deras. Beberapa kakak panitia sedang menemani beberapa peserta yang kedinginan. Beberapa peserta pindah untuk tidur di masjid. Aku merubah fungsi jaketku yang tadinya untuk bantal, menjadi untuk selimut. Akupun mengoleskan minyak angin sebanyak yang kubisa. Hangat. Aku mulai bisa tidur lelap. 

Waktu menunjukkan pukul 05.00 saat aku dibangunkan oleh kakak panitia. Kegiatan qiyamullail akan segera dimulai. Aku merasa bangga karena aku bisa tidur pulas. Aku bergegas menyiapkan diri. Shalat tahajud dan witir berlangsung di masjid. Sudah lama sekali aku tidak melakukan hal seperti ini. Tahajud berjamaah di masjid. Aku masih terus bersyukur, aku bisa mendapatkan kesempatan mengikuti SIDIK 3. Setelah shalat witir, para akhwat berkumpul di ruang tidur untuk sharing. Kakak panitia membimbing kami. Hingga waktu subuh tiba. Sebenarnya waktu subuh sudah masuk setelah kamu selesai witir, tetapi kami mengikuti kebiasaan masjid tersebut yang mengakhirkan shalat subuh, agar jamaah yang hadir cukup banyak.

Setelah shalat, kami bersiap untuk acara penutupan dan operasi semut. Panitia memberi kami roti dan minuman untuk sarapan di jalan. Karena kami harus mengosongkan masjid tepat pukul sembilan. Setelah semua beres, kami menyempatkan diri untuk berfoto bersama di depan masjid. Salju masih turun. Semua senang melihat salju. Tak peduli dengan rasa lelah, kami bermain salju dan berfoto bersama. 

Berfoto bersama seluruh peserta dan panitia SIDIK 3


Setelah foto bersama, kami saling berpamitan. Lalu bergegas ke halte bus terdekat. Dengan perut lapar dan cuaca dingin, kami masih tetap tersenyum sambil melihat putihnya salju. Bus telah lewat empat menit sebelum kami sampai di halte, membuat kami harus menunggu setengah jam lagi untuk naik bus selanjutnya. Kami yang rata-rata baru melihat salju setebal itu, langsung menyempatkan diri untuk berfoto. Sampai banyak orang yang sudah kami pamiti, datang dan ikut menunggu bus.

Ternyata banyak sekali yang menaiki kereta yang sama dengan kami. Rombonganku memang termasuk rombongan paling niat datang ke acara tersebut. Menempuh waktu tujuh jam sampai di kota kami. Teman-teman lain turun satu persatu. Rombonganku terlihat kecapean kali ini. Akupun merasa sangat lelah. Aku tidur.

Aku terbangun karena seorang penumpang membuka jendela kereta. Aku teterpa angin dingin. Teman-teman yang lain tertidur. Pengumuman dikereta menunjukkan bahwa kami sudah sampai di tempat transit kami. Aku bergegas membangunkan teman-teman dan kami segera turun. Lupa memakai jaket, aku merinding terkena angin dingin.

Sekarang aku berada di kereta menuju Halle. Beberapa temanku sudah tertidur lagi. Aku juga sudah mulai mengantuk lagi. Aku harap kami tidak terbawa jauh oleh kereta ini. Karena akan sangat lelah jika itu terjadi. 

Mungkin segitu dulu ceritaku kali ini. Lain kali akan kuceritakan detail acara SIDIK 3 ini. :)

Wassalamualaikum..

2 comments :

  1. cool. saya waktu itu tak bisa ikut.
    baru tahu kalo niwi juga punya blog. keep on writing :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. du auch.. Tulisanmu punya ciri khas tersendirii..

      Delete