Saturday 1 December 2012

Sebuah Mimpi

Assalamualaikum..

Mimpi malam ini luar bisa membuatku bangun sambil tersenyum. Mimpi itu terdiri dari dua episode, karena terpotong dengan alarm ku yang berbunyi lantang. Ajaibnya, mimpi ini membuat pikiranku yang selama ini mentok, terbuka dan otak bisa lagi berpikir positiv.

Selama ini, aku galau. Dengan bodohnya galau tentang lelaki itu membuatku terseret galau dengan perkuliahan juga. Lelaki itu selalu mambayangin pikiranku tiga bulan terakhir ini. Aku  merasa dia akan menjadi jodohku. Aku bersikeras melawan kenyataan bahwa aku sudah tidak bersamanya. Aku terlalu terobsesi dengannya. Menyeramkan.

Kira-kira sebulan yang lalu, sahabatku menyuruhku untuk mem-follow ust felixsiauw di twitter. Dia menyuruhku membaca twit favorit ustad tersebut. Sahabatku itu bilang, kalau otakku yang mampet itu bisa terbuka kalo bacanya pake hati. 

Aku masih kacau sebulan terakhir. Aku lupa segalanya. Seperti aku lupa kalau aku butuh hidup. Baru-baru ini aku mendapatkan kembali semangatku itu. Semangat yang datang karena sahabat-sahabatku protes dengan aksi bodohku yang hanya mendiam diri. Baru kemarin aku membaca twit nya ust felixsiauw tersebut.

Dalam twit tersebut, ust menjelaskan banyaknya kerugian pacaran, haramnya pacaran, dan indahnya menikah. Aku juga membaca beberapa twit mengenai kerudung dan jilbab. Aku membacanya dengan hati. Otakku merespon. Akhirnya. Akupun merasa betapa bodohnya diriku, galau untuk seorang lelaki yang baru hadir dalam hidupku yang indah, sampai merusak kehidupanku sekarang ini. Apalagi aku belum tau pasti, siapa jodohku sebenarnya. Belum waktunya aku memikirkan jodoh. Harusnya aku memikirkan cara, agar jodohku datang. Dengan menambah diri menjadi pribadi yang sangat baik. Solehah dan sukses.

Mungkin karena otakku mulai bekerja, maka mimpi itu datang. Mimpi itu hadir setelah aku terbangun di tengah malam dengan kaget. Entah mengapa. Mungkin karena bunyi bbm. Lalu aku mulai tertidur lagi, dan mimpi iu datang.

Mimpi iu berlatar belakang liburan summer ku di Indonesia kira-kira dua atau tiga tahun dari sekarang. Adikku sudah kuliah, keponakanku sudah besar. Malam itu Sepertinya kami berlibur di rumah saudara kami di Bandung. Tiba-tiba kakaku senyam-senyum padaku sambil melirik seorang lelaki.

Ketika kulihat, lelaki itu tak lain dan tak bukan, teman SD ku di Tasik dulu. Keluargaku sudah kenal dia sedari kecil. Tapi kami kehilangan kontak sampai sekarang karena aku pindah ke jakarta dan masa media sosial belum beken. Kembali lagi ke mimpi, lelaki itu (kita akan namakan dia Fahri), menatapku tajam lalu berlari kearah luar taman rumah itu. Ia pergi setelah melihatku.

Tapi tak lama ia kembali sambil membawa bunga dengan jaket penuh keringat. Fahri berlari karena sepertinya ia lupa membawa bunga itu. Dia memberikan bunga itu padaku, dan mengajakku untuk keluar malam itu. Lalu pergi.

Malamnya, aku bergeming. Masih kaget dengan kehadirannya dan mengetahui bahwa aku tak mungkin bisa meninggalkan rumah karena sedang kumpul keluarga. Lalu kakakku datang, dia menyuruhku bersiap-siap untuk pergi menemui Fahri. Tapi aku menolak, karena aku tau aku tak akan dapan ijin dari mamah. Kakaku hanya menggelengkan kepala dan bilang bahwa dia akan membantuku keluar rumah. Dia sendiri dan suaminya yang akan mengantarku menemui Fahri. Lalu alarm berbunyi dan aku terbangun. Tersenyum sambil masih melihat wajah kakakku.

Aku tertidur lagi, dan mimpi  berlanjut. Latar belakang mimpi berubah menjadi salah satu Supermarket di tasik yang kuingat. Entah mengapa kami bertemu disitu. Kakakku malah belanja. Tapi ada Fahri bersamaku. Aku sangat malu rasanya ketika Fahri bilang bahwa dia masih sayang dan mengagumiku. Akupun begitu. Rasanya sangat senang hingga aku mau terbang. 

Ketika aku dan kakakku mengantri untuk membayar belanjaan, Fahri mengirim sms padaku. Isinya bahwa ia ternyata masih belum terlalu yakin padaku. Aku bilang pada kakakku. Lalu abang, kakak iparku, berbicara pada Fahri ketika ia mulai melihat mata kecewaku. Dan akhirnya Fahri memantapkan niatnya untuk meminangku. Syarat dari kakakku adalah ia harus menungguku lulus kuliah sambil dirinya melanjutkan kehidupannya seperti biasa, bekerja. Fahri senang, aku apalagi, kakakku pun terlihat senang. Dan alarm berbunyi sekali lagi. Aku terbangun dengan senyum sangat lebar.

Dari mimpi itu aku bisa menyimpulkan untuk diriku sendiri. Kalau jodoh itu, tak perlu mencari. Tapi buatlah dirimu menjadi magnet untuknya. Dia akan datang saat waktunya tiba. Dimanapun dan kapanpun. Kita tak akan tahu pasti kapan. Untuk membuat kita jadi magnet tersebut, buatlah diri menjadi lebih solehah dan asah otak untuk membuat masa depan menjadi cerah. Dengan itu, jodohmu mungkin tak akan ragu seperti Fahri, yang sepertinya ragu karena aku masih kuliah, padahal kami seumuran.

Tak perlulah lagi galau-galau. Kejarlah mimpi sambil tingkatkan ibadah. Allah telah menuliskan rencana terindahnya untuk kita semua. 

Semangat berjuang kawan..

Wassalamualaikum..

No comments :

Post a Comment