Sunday 9 December 2012

PPI Halle

Perhimpunan Pelajar Indonesia di Halle.


Aku yang baru kurang lebih dua bulan tinggal di kota Halle, belum begitu mengenal wajah-wajah pelajar Indonesia di Halle. Maka datanglah aku pada acara Pembubaran dan Pemilihan Presiden Baru PPI Halle yang di adakan di tempat kak Rahmat (Presiden PPI Halle 2011-2012) dan kak Angki. Dalam acara itu juga di laksanakan perkenalan terlebiih dahulu, karena tidak sedikit wajah baru yang tampak hari itu. Aku salah satunya.

Perkenalan dibuka oleh kak Irfan yang ternyata asli Tasikmalaya. Lalu aku juga mengenal Ridwan yang ternya dari Tasikmalaya. Dan tentu saja kawan-kawan lainnya. Kenapa aku memfokuskan pada Kak Irfan dan Ridwan? Karena, aku benar-benar cinta Tasikmalaya dan aku senang sekali tiap ketemu orang Tasik atau bahkan hanya sekedar pernah mampir ke Tasik. Hahahaha.. Mungkin ini sindrom kangen aku pada kota kelahiranku itu.

Subhanallah lagi, ternyata Kak Irfan kenal sama yang namanya Ustadz Ahmad Yani. Hihihi.. Mangki (Mamang-Aki) ku itu memang terkenal deh. Top markotop. Walau banyak orang mengenalnya sebagai Bapak Yani, aku tetap memanggilnya Mangki Dani. Karena itu lah sebutannya dalam keluarga. Katanya kak Irfan pernah ke rumah Mangki di Tasik.

Lalu mengobrol dengan Ridwan. Ternyata dia teman dari sahabat-sahabat SD ku. Ya Allah, aku kangen sekali sama mereka. Sudah sekitar delapan tahun aku tidak berjumpa mereka. Hanya sempat bertemu Femi Zulhima Hanifah sebentar sebelum aku berangkat ke Jerman. Itupun hanya kebetulan. Sedih memang. Tapi Alhamdulillah teknologi menyatukan kita yah kawan :”)

Kembali ke acara PPI. Sang ketua Periode 2011-2012 melaporkan pertanggung jawabannya. Kalo menurutku, belum banyak acara yang bisa dilaksanakan. Kurang lebih sama dengan acara di Nordhausen dulu. Lalu laporan keuangan oleh bendaharanya dulu, Kak Iren. Ini yang membuatku terkejut, ternyata pemasukan PPI Halle itu berupa sumbangan celengan sen-senan seikhlasnya. Dimana sang bendahara harus menghitung sen yang kalo dikumpulin udah ada tiga kardus dan bernominal lebih dari 100 Euro.

Lalu acara dilanjutkan dengan pemilihan Ketua dan wakil Ketua Kongres, yang bertugas memimpin anggota PPI Halle untuk memilih Presiden barunya. Pemilihan di lakukan secara acak. Dan akhirnya terpilihlah Kak Frans sebagai Ketua Kongres dan Kak Angki sebagai wakilnya. Lalu kami pause dulu untuk sholat Dzuhur berjamaah dan makan siang. Makan siang yang tentunya bertema Indonesia. Dimana aku menemukan kembali kerupuk, telor balado, perkedel jagung, ayam rendang, tempe goreng dan tak lupa sayuran. Terimakasih untuk kakak-kakak dan teman-teman yang sudah repot-repot masak.

Sholat sudah, perut kenyang, hati senang. Maka acara kembali di lanjutkan. Kali ini Kak Frans dan Kak Angki mengambil alih forum. Dimana calon-calon Presiden dipilih. Tetapi tak ada yang mengajukan diri sendiri. Maka dari itu, beberapa calon dipilih oleh temannya. Calon terpilih adalah Valensky, Neta, Jan dan Ardi. Lalu ketua Kongres menanyakan kesediaan mereka. Hanya Valensky dan Ardi yang bersedia di calonkan dan bersedia bertanggung jawab.

Diawali dengan pengenalan diri oleh masin-masing calon, lalu penjelasan visi-misi dadakan. Valen dan Ardi punya visi-misi yang tak jauh berbeda. Intinya, keduanya ingin membuat pelajar Indonesia di Halle lebih kekeluargaan. Kurang lebih begitu. Penjelasan visi-misi terlihat seperti debat calon presiden. Dimana kedua calon saling menambahkan. Ruangan jadi panas. Panas karena tawa dan semangat banyak sekali keluar dari setiap orang yang ada.

Voting dilakukan. Dengan membagikan kertas kecil dan pulpen (spidol), kami di suruh menuliskan angka. Satu (1) untuk Nael, nama panggilan lain untuk Valensky, dan dua (2) untuk Ardi. Termasuk calon Presiden, semua suara berjumlah 41 suara. Tapi ternyata ada satu kertas Golput yang berasal dari tangan salah satu calon Presiden. Valensky. Jadi suara bisa kemungkinan seri.

Dengan jumlah 23 suara, Ardi dinyatakan menjadi Presiden Perhimpunan Pelajar Indonesia di Halle. Ardi lalu menunjuk Valensky untuk menjadi Sekretaris Jendral-nya. Ardi yang masih Studienkolleg, mungkin butuh seorang yang sudah lama di Halle dan sudah Kuliah. Setelah sesi foto Presiden dan Sekjen nya, mereka lalu memilih menteri-menteri. Mereka berdua melakukan rapat tertutup.

Selagi Rapat tertutup yang lumayan lama, anggota lain mengobrol dan berfoto-foto. Tidak lupa Rizka meminta tandatangan pelajar muslim disana, untuk MHG (baca: memulai-buku-baru ). Lalu dari pihak PA juga mengumumkan acara Weinachtsparty (Pesta Natal).

Foto ciwi-ciwi Halle


Ardi dan Valensky mengumumkan keputusan mereka. Valensky ternyata mengundurkan diri jadi Sekjen, sehingga Rizka terpilih untuk menggantikannya. Valen lalu menyebutkan beberapa nama dan tugasnya. Keputusan mereka disambut baik oleh pemilik nama dan anggota yang lain. Sampai waktu Magrib pun datang, beberapa dari kami langsung sholat Magrib berjamaah setelah acara ditutup. Setelah itu, kamipun pulang ke rumah masing-masing.

Aku senang sekali minggu ini. Subhanallah, ketemu dan mengenal banyak orang dalam satu minggu ini. Mulai dari teman di acara SIDIK 3 di Darmstadt, saudari-saudari Liqo, teman-teman baru di MHG dan teman-teman seperantauan di Halle, PPI Halle. Semoga kekeluargaan di Halle akan semakin erat yah.. Aamiin..
Have a nice weekend kawan..

1 comment :

  1. Thank you for posting the great content…I was looking for something like this…I found it quiet interesting, hopefully you will keep posting such blogs….Keep sharing


    y
    William Martin
    PPI Claims Made Simple

    ReplyDelete