Aku yang baru kurang lebih dua
bulan tinggal di kota Halle, belum begitu mengenal wajah-wajah pelajar
Indonesia di Halle. Maka datanglah aku pada acara Pembubaran dan Pemilihan
Presiden Baru PPI Halle yang di adakan di tempat kak Rahmat (Presiden PPI Halle
2011-2012) dan kak Angki. Dalam acara itu juga di laksanakan perkenalan
terlebiih dahulu, karena tidak sedikit wajah baru yang tampak hari itu. Aku
salah satunya.
Perkenalan dibuka oleh kak Irfan
yang ternyata asli Tasikmalaya. Lalu aku juga mengenal Ridwan yang ternya dari
Tasikmalaya. Dan tentu saja kawan-kawan lainnya. Kenapa aku memfokuskan pada
Kak Irfan dan Ridwan? Karena, aku benar-benar cinta Tasikmalaya dan aku senang
sekali tiap ketemu orang Tasik atau bahkan hanya sekedar pernah mampir ke
Tasik. Hahahaha.. Mungkin ini sindrom kangen aku pada kota kelahiranku itu.
Subhanallah lagi, ternyata Kak
Irfan kenal sama yang namanya Ustadz Ahmad Yani. Hihihi.. Mangki (Mamang-Aki) ku
itu memang terkenal deh. Top markotop. Walau banyak orang mengenalnya sebagai
Bapak Yani, aku tetap memanggilnya Mangki Dani. Karena itu lah sebutannya dalam
keluarga. Katanya kak Irfan pernah ke rumah Mangki di Tasik.
Lalu mengobrol dengan Ridwan.
Ternyata dia teman dari sahabat-sahabat SD ku. Ya Allah, aku kangen sekali sama
mereka. Sudah sekitar delapan tahun aku tidak berjumpa mereka. Hanya sempat
bertemu Femi Zulhima Hanifah sebentar sebelum aku berangkat ke Jerman. Itupun
hanya kebetulan. Sedih memang. Tapi Alhamdulillah teknologi menyatukan kita yah
kawan :”)
Kembali ke acara PPI. Sang ketua
Periode 2011-2012 melaporkan pertanggung jawabannya. Kalo menurutku, belum
banyak acara yang bisa dilaksanakan. Kurang lebih sama dengan acara di
Nordhausen dulu. Lalu laporan keuangan oleh bendaharanya dulu, Kak Iren. Ini
yang membuatku terkejut, ternyata pemasukan PPI Halle itu berupa sumbangan
celengan sen-senan seikhlasnya. Dimana sang bendahara harus menghitung sen yang
kalo dikumpulin udah ada tiga kardus dan bernominal lebih dari 100 Euro.
Lalu acara dilanjutkan dengan
pemilihan Ketua dan wakil Ketua Kongres, yang bertugas memimpin anggota PPI
Halle untuk memilih Presiden barunya. Pemilihan di lakukan secara acak. Dan
akhirnya terpilihlah Kak Frans sebagai Ketua Kongres dan Kak Angki sebagai
wakilnya. Lalu kami pause dulu untuk sholat Dzuhur berjamaah dan makan siang.
Makan siang yang tentunya bertema Indonesia. Dimana aku menemukan kembali
kerupuk, telor balado, perkedel jagung, ayam rendang, tempe goreng dan tak lupa
sayuran. Terimakasih untuk kakak-kakak dan teman-teman yang sudah repot-repot
masak.
Sholat sudah, perut kenyang, hati
senang. Maka acara kembali di lanjutkan. Kali ini Kak Frans dan Kak Angki
mengambil alih forum. Dimana calon-calon Presiden dipilih. Tetapi tak ada yang
mengajukan diri sendiri. Maka dari itu, beberapa calon dipilih oleh temannya.
Calon terpilih adalah Valensky, Neta, Jan dan Ardi. Lalu ketua Kongres
menanyakan kesediaan mereka. Hanya Valensky dan Ardi yang bersedia di calonkan
dan bersedia bertanggung jawab.
Diawali dengan pengenalan diri
oleh masin-masing calon, lalu penjelasan visi-misi dadakan. Valen dan Ardi
punya visi-misi yang tak jauh berbeda. Intinya, keduanya ingin membuat pelajar
Indonesia di Halle lebih kekeluargaan. Kurang lebih begitu. Penjelasan
visi-misi terlihat seperti debat calon presiden. Dimana kedua calon saling
menambahkan. Ruangan jadi panas. Panas karena tawa dan semangat banyak sekali
keluar dari setiap orang yang ada.
Voting dilakukan. Dengan
membagikan kertas kecil dan pulpen (spidol), kami di suruh menuliskan angka.
Satu (1) untuk Nael, nama panggilan lain untuk Valensky, dan dua (2) untuk
Ardi. Termasuk calon Presiden, semua suara berjumlah 41 suara. Tapi ternyata
ada satu kertas Golput yang berasal dari tangan salah satu calon Presiden.
Valensky. Jadi suara bisa kemungkinan seri.
Dengan jumlah 23 suara, Ardi
dinyatakan menjadi Presiden Perhimpunan Pelajar Indonesia di Halle. Ardi lalu
menunjuk Valensky untuk menjadi Sekretaris Jendral-nya. Ardi yang masih
Studienkolleg, mungkin butuh seorang yang sudah lama di Halle dan sudah Kuliah.
Setelah sesi foto Presiden dan Sekjen nya, mereka lalu memilih menteri-menteri.
Mereka berdua melakukan rapat tertutup.
Selagi Rapat tertutup yang
lumayan lama, anggota lain mengobrol dan berfoto-foto. Tidak lupa Rizka meminta
tandatangan pelajar muslim disana, untuk MHG (baca: memulai-buku-baru ). Lalu dari pihak PA juga
mengumumkan acara Weinachtsparty (Pesta Natal).
Foto ciwi-ciwi Halle |
Ardi dan Valensky mengumumkan
keputusan mereka. Valensky ternyata mengundurkan diri jadi Sekjen, sehingga
Rizka terpilih untuk menggantikannya. Valen lalu menyebutkan beberapa nama dan
tugasnya. Keputusan mereka disambut baik oleh pemilik nama dan anggota yang
lain. Sampai waktu Magrib pun datang, beberapa dari kami langsung sholat Magrib
berjamaah setelah acara ditutup. Setelah itu, kamipun pulang ke rumah
masing-masing.
Aku senang sekali minggu ini.
Subhanallah, ketemu dan mengenal banyak orang dalam satu minggu ini. Mulai dari
teman di acara SIDIK 3 di Darmstadt, saudari-saudari Liqo, teman-teman baru di
MHG dan teman-teman seperantauan di Halle, PPI Halle. Semoga kekeluargaan di
Halle akan semakin erat yah.. Aamiin..
Have a nice weekend kawan..
Thank you for posting the great content…I was looking for something like this…I found it quiet interesting, hopefully you will keep posting such blogs….Keep sharing
ReplyDeletey
William Martin
PPI Claims Made Simple