Saturday 12 March 2016

04

Batas.

Batas aku tidur atau aku bangun. Jika aku masih terjaga dan pikiran aku sedang berkeliaran, maka aku membatasi sampai pukul empat ini. Aku harus berhenti dan mulai mencoba untuk tidur. Jika aku terlalu lelah di malam hari dan memutuskan tidur cepat, maka aku akan pasang alarm yang akan membangunkanku pada pukul empat.

Jika aku masih terjaga sampai pukul empat, artinya ada yang salah dengan diriku. Ada pikiran yang mengganggu aku. Membuat hidupku semakin tidak sehat. Biasanya membuat keesokan harinya aku mengulang pola tidur yang salah. Biasanya membuat badanku menjadi tidak enak, lalu aku terkapar sakit.

Pernah juga jam empat itu menjadi batas aku tidur. Aku bahkan pernah harus pergi jam empat subuh. Sudah sibuk ke kamar mandi dan menelepon taksi padahal langit masih gelap. Biasanya itu terjadi di hari-hari yang penting. Banyak. Misalnya sportfest atau acara penting lain seperti pengajian di luar kota. Itu yang sekarang-sekarang. Dulu, lebih sering ketika mau mudik ke Bandung. Tepat di hari Idul Fitri. Atau sudah sibuk karena ada acara penting seperti nikahan, aqiqah, sunatan atau apapun.

Jam empat itu masih gelap, walau kadang kita sudah melihat langit tak segelap malam. Masih sejuk sekali. Jika membuka jendela atau keluar rumah, rasa segar tiba-tiba terasa. Di Jakarta dulu, senang aku jika membuka pintu rumah pada waktu ini. Karena aku bisa mendengar lebih jelas suara orang mengaji dan berdoa dari mesjid. Menyambut waktu subuh diiringi dengan bunyi ayam tetangga dan burung kenari piaraan papah yang berlomba berdzikir pada-Nya.

No comments :

Post a Comment