Wednesday, 16 March 2016

08

Kelas

Ingatanku pada pukul delapan pagi lebih banyak di dalam kelas. Salah satunya di kelas TK B di TK Al-Muttaqin Tasikmalaya. Mungkin saat itu aku sedang mengucap salam pada kedua ibu guruku. Aku sudah tak begitu ingat. Apa masih ada dari kalian yang ingat mata pelajaran saat TK dulu? Palingan hanya belajar membaca dan mewarnai yang paling ku ingat. Rasanya setiap hari kami dapat majalah anak baru untuk dibaca. Oh, aku juga ingat belajar menyanyi. Tepuk polisi, tepuk sambal, tepuk tepuk yang lain yang menurutku sekarang agak memalukan untuk diingat.

Aku juga masih ingat di kelas SD-ku. Kelas 1A, 2B, 3B, 4B, 5B, 6B SD Al-Muttaqin Tasikmalaya. Pelajaran sudah dimulai setengah jam yang lalu. Masih segar apalagi kalau pelajaran pertama adalah Matematika. Tapi itu jarang. Biasanya pelajaran awal itu adalah pelajaran bahasa. Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Bahasa Arab ATAU Basa Sunda. Tapi lagi-lagi, ingatanku gak sekencang itu. Mugkin saja aku salah. Cuma seingatnya saja. 

Kalau lagi di SMP Hang Tuah 2? Di kelas 1H aku masih di rumah jam segini mah. Ngerjain PR biasanya. Soalnya aku masuk siang. Tapi masuk kelas 2E dan 3F, jam segini tuh udah jamnya ngantuk. Gimana gak ngantuk? Aku udah siap di sekolah dari jam 05.30. Udah dua jam setengah menerima banyak sekali informasi. Dari mulai gosip baru, sudah dihukum dan menghukum, sudah Pendalaman materi (kelas 3), sudah lelah rasanya. Apalagi kalau guru pelajaran pertama ini membosankan. Sekali-kali aku ijin ke kamar mandi sekedar untuk mencuci muka dan membuang waktu agar cepat-cepat ganti jam pelajaran.

Kelas X-3, XI-IA-5, XII-IA-5 SMAN 47 Jakarta. Jam 8 adalah jam yang paling ditunggu karena jam pergantian pelajaran. Tapi masih belum istirahat. Setidaknya jam 8 adalah waktu untuk peregangan sedikit. Kalau lagi masa Studienkolleg di Nordhausen, jam 8 ini pasti aku udah serius banget dengerin guru ngomong. Dijamin susah ngantuk sih. Sekarang? Kalo lagi kuliah pagi, ya jam delapan udah di kelas, tapi masih santai. Masih awal bab atau dosen baru menyapa.

Kalau libur? Lain lagi ceritanyaaaa.. Aku masih depan laptop. Masih asik sama dunia aku. Kuping masih disumpel sama lagu favorit. Mata masih asik liat layar laptop. Kopi masih ada walau sudah mendingin. Tapi otakku sudah mulai banyak berpikir.

»»  Read More...

Tuesday, 15 March 2016

07

Selamat Pagi!

Waktu ini sangat cocok untuk mengucapkan kata "selamat pagi!". Apalagi kalau diucapin langsung dan diiringi seyum. Dijamin orang yang dapet ucapan itu langsung semangat. Aku punya tiga cerita untuk waktu ini. Seperti biasa aku akan melihat waktu yang dulu. Saat aku masih sekolah.

Saat sekolah, jam pagi adalah waktu yang idealnya sudah di kelas. Aku sudah rapih menggunakan seragam sekolahku. Dipastikan sudah sarapan walau hanya beberapa suap kalau sudah kesiangan. Karena aturan kesekian di rumahku adalah, dilarang melangkah dari gerbang rumah sebelum sarapan atau setidaknya membawa bekal dan berjanji akan sarapan. Aku si gak mau ribet bawa bekal, pasti menyendokan beberapa suap nasi ke mulutku sambil masih bersiap di depan cermin. Atau kalo super duper sangat kesiangan, mamah biasanya membawa piring sambil menyuai anak-anaknya. Oh, tak lupa dengan ceramah paginya yang hanya bisa kita jawab "iya, maaa..".

Beda lagi saat awal kuliah. Jam tujuh, walau kadang belum muncul tanda matahari, aku harus memaksa mataku untuk bangun. Karena jika aku telat bangun pada waktu ini, maka aku akan telat atau sama sekali tidak masuk kelas pagi. Rutinitas pagi ku adalah duduk sebentar sambil "ngumpulin nyawa", lalu aku ke dapur masak air sambil raga ku ke kamar mandi untuk bersiap. Bila masih ada waktu, aku sarapan dulu sambil menunggu waktu tepat untuk mengejar tram. Tentunya sarapan roti/pisang dan kopi. Kalau sudah tak sempat, maka keluarlah si termos dari lemari. Mungkin bawaan aturan keluarga, tidak sarapan sama saja cari penyakit. Jadi walaupun kesiangan, kopi, air putih dan bekal sarapan tersimpan rapih di tas. Kalau yang ini tidak sempat juga? Aku mampir ke toko roti dekat kampus. Dimakan dan diminum di kelas. Bebas merdeka. Asalkan aku sarapan dan tidak jadi sakit.

Kalau libur atau ga ada kuliah pagi? Aku seringnya sudah bangun dan sudah ditemani kopi panas dan roti manis (bolu, kue, atau roti isi nutella atau apa kek yang manis-manis). Duduk di depan laptop. Sebentar menonton vlog sacconejoly. Lalu membuka BiruBicara sekedar mengecek komentar atau apapun. Lalu menulis. Entah apa yang ditulis. Sebuah cerita, atau sebuah sapaan "selamat pagi" untuk seseorang.
»»  Read More...

Monday, 14 March 2016

06

Briefing.

Dulu saat aku masih memakai seragam putih-biru, aku masuk ekstrakulikuler paskibra. Pasukan Pengibar Bendera. Peraturan di ekskul itu sangat ketat. Ditambah lagi sekolahku yang masih dibawah yayasan angkatan laut. Dan ditambah lagi pembina paskibra ku (yang kebetulan adalah tetanggaku) yang sangat disiplin. Jadilah aku termasuk juga anak yang lumayan disiplin akan waktu. Ya setidaknya sekarang kalo janjian denganku, jarang lah aku pakai waktu Indonesia, yang biasanya +1 jam dari waktu janjian.

Jam enam adalah waktu pengibaran bendera merah putih untuk anak paskibra dan pramuka di sekolahku. Setelah itu kami briefing. Apalagi saat aku menginjak kelas dua dan memegang peran lumayan penting di organisasi sekolah. Semakin lah aku wajib datang di sekolah bahkan sebelum waktu menunjukkan pukul enam pagi. Untungnya rumahku tak jauh dari sekolah. Bisa jalan kaki, naik angkot, atau yang paling ekstrim, ikut tetangga (alias pembina yang super disiplin). Masuk kelas tiga, jam enam aku sudah belajar di kelas. Pendalaman materi. 

Selagi sma, jam enam adalah waktu terlama aku keluar rumah. Karena kalau keluar setelah jam enam, kemungkinan besar aku butuh waktu lebih lama untuk mencapai sekolah. Tidak, tidak begitu jauh jarak rumah ke sekolah. Tapi macetnya jakarta, kau sudah tahu lah... Sekarang? Aku tak jarang juga bangun pukul enam pagi. Tapi setelah itu merasa masih begitu pagi untuk beraktivitas. Jadinya aku kembali menarik selimut, menghilangkan rasa dingin yang menusuk.
»»  Read More...

Sunday, 13 March 2016

05

Riweuh.

Ngerti riweuh gak yang bukan orang sunda? Riweuh itu artinya repot atau heboh. Flashback lagi ke jaman masih di rumah dulu. Repot kalo udah jam segini. Gantian mandi. Ada yang udah sarapan. Ada yang masih di kasur. Aku biasanya masih duduk diatas sejadah, udah mandi, tapi belum ganti seragam. Anak si papah itu tiga orang perempuan. Anak pertama kalo mandi bisa lama banget. Bisa setengah jam sendiri. Aku anak kedua. Normal lah, walau kadang mamah suka curiga kalau aku gak mandi. Karena aku termasuk yang cepet. Adik ku, anak ketiga papah, selalu harus di teriakin untuk mandi pagi yang bener. Karena dia termasuk golongan orang yang malas mandi.

Sekarang? Ditanah perantauan yang sendiri. Aku merasa hidupku lagi gak beraturan. Jam lima ya aku masih tarik selimut sampai kepalaku tertutup. Jangan ditiru kawan, aku saja lagi benci sama keseharianku yang sekarang. Aku harus berubah sebisa mungkin. Setidaknya punya jadwal sendiri. Kadang aku memaklumi caraku ini karena aku tau waktu sholat disini sering kali berubah. Sehingga aku tak punya jadwal pasti untuk jam biologisku. Sebenarnya aku sendiri kasihan sama badanku ini. Maaf aku ya, niw..

Hidupku lebih teratur memang saat aku bersama mamah. Aku memang anak mamah yang katanya paling manja. Kata mamah, darah biru sepertinya sedikit mengalir di saluran darahku. Waktu aku pulang ke Indonesia kemarin, hidup aku selama dua bulan itu teratur. Mau tidur semalam apapun, mataku selalu terbuka saat waktu menunjukan pukul lima pagi. Dengan sendirinya ataupun dipaksa terbuka karena mamah membangunkan aku. Lebih sering aku malu jika aku bangun lewat dari jam lima pagi. Keponakan aku yang lucu saja sudah riang menyanyikan lagu anak, masa aku masih tertutup selimut?
»»  Read More...

Saturday, 12 March 2016

04

Batas.

Batas aku tidur atau aku bangun. Jika aku masih terjaga dan pikiran aku sedang berkeliaran, maka aku membatasi sampai pukul empat ini. Aku harus berhenti dan mulai mencoba untuk tidur. Jika aku terlalu lelah di malam hari dan memutuskan tidur cepat, maka aku akan pasang alarm yang akan membangunkanku pada pukul empat.

Jika aku masih terjaga sampai pukul empat, artinya ada yang salah dengan diriku. Ada pikiran yang mengganggu aku. Membuat hidupku semakin tidak sehat. Biasanya membuat keesokan harinya aku mengulang pola tidur yang salah. Biasanya membuat badanku menjadi tidak enak, lalu aku terkapar sakit.

Pernah juga jam empat itu menjadi batas aku tidur. Aku bahkan pernah harus pergi jam empat subuh. Sudah sibuk ke kamar mandi dan menelepon taksi padahal langit masih gelap. Biasanya itu terjadi di hari-hari yang penting. Banyak. Misalnya sportfest atau acara penting lain seperti pengajian di luar kota. Itu yang sekarang-sekarang. Dulu, lebih sering ketika mau mudik ke Bandung. Tepat di hari Idul Fitri. Atau sudah sibuk karena ada acara penting seperti nikahan, aqiqah, sunatan atau apapun.

Jam empat itu masih gelap, walau kadang kita sudah melihat langit tak segelap malam. Masih sejuk sekali. Jika membuka jendela atau keluar rumah, rasa segar tiba-tiba terasa. Di Jakarta dulu, senang aku jika membuka pintu rumah pada waktu ini. Karena aku bisa mendengar lebih jelas suara orang mengaji dan berdoa dari mesjid. Menyambut waktu subuh diiringi dengan bunyi ayam tetangga dan burung kenari piaraan papah yang berlomba berdzikir pada-Nya.
»»  Read More...

Friday, 11 March 2016

03

Waktu sahur.

Alarm bunyi dimana-mana. Bahkan terkadang aku bisa mendengar suara alarm tetangga (lebay). Tak jarang aku dengar pemuda sekitar membangunkan tetangga lainnya. Suara pukulan tiang listrik bergema membuat tidurku terganggu. Tentu saja suara-suara itu kalah dengan wangi dendeng dan nasi hangat yang tercium dari dapur. Pintu kamar ku pasti sudah terbuka sebelum mamah mulai menghangatkan makanan sahur. Televisi di ruang tengah sudah dinyalakan dengan suara yang tak kecil. Memaksaku berdiri untuk mencuci muka dan menjadi contoh yang baik untuk adik tercinta.

Itu dulu. Saat aku masih tinggal di atap yang sama dengan mamah, papah, kakak, dan adik. Sekarag berbeda. Bahkan bukan pukul tiga waktu sahur disini. Berganti-ganti. Tapi saat aku melihat jam dinding yang menunjukan pukul tiga dini hari. Itulah memori yang terlintas di kepalaku. Wangi dendeng dan nasi hangat. Dinginnya udara pagi. Bunyi nyaring alarm ponsel atau alarm manusia di luar sana. Sentuhan tangan kakak atau mamah di lenganku yang bergantian mencoba membangunkan aku. 

Masa ini? Mungkin pada pukul tiga dini hari aku ada di alam mimpi. Entah mimpi indah yang akan kuingat terus. Atau mimpi buruk yang membuat tidurku tidak nyenyak dan merasa lelah keesokan harinya. Untuk kesekian kalinya aku bilang, sekarang aku berubah. Mungkin tak menjadi lebih baik. Tapi perubahanku beralasan. Karena kebutuhanku pun mulai berubah. Waktu juga yang membuat aku berubah. Bukan, bukan hanya aku. Tapi kita semua.
»»  Read More...

Thursday, 10 March 2016

My Trip My Adventure

Perjalananku, Petualanganku.

Hitz banget deh kalimat ini. Apalagi di kalangan remaja Indonesia. Mungkin gara-gara ada acara itu di salah satu stasiun televisi ternama di tanah air kita. Acara yang nunjukin petualangan beberapa artis yang hobi berpetualang. Indonesia kan emang indah, mereka mengiklankannya dengan apik, rapih, cerdas. Makanya jadi banyak deh orang-orang indo yang jadi lebih cinta Indonesia. Lebih pengen juga melihat alam Indonesia secara langsung. Timeline Path sama Instagram pun jadilah penuh sama orang yang naik gunung ini itu, ke pantai ini itu, sama tulisan-tulisan berbau "I love Indonesia". Bikin baper tau gak?! Bikin kangen Indonesia. Huhuhuuhu..

Nah, sampai tadi pagi lah aku ngobrol sama seseorang nun jauh di pulau tempat aku dilahirkan. Ngobrolin masa depan. Beuh, beraaatt. Kita rencanain ini itu, kita tau itu semua gak gampang. Harus bener-bener usaha. Semuanya harus disiapin dulu. Mulai dari fisik, batin, modal, ini itu yang lainnya juga. Semua diperkirakan. Semua punya rencana-kedua-nya juga kalau-kalau (amitamit) gak tercapai. Rencana yang belum pernah kita lihat orang melakukannya. Belum punya contoh yang beneran mirip-mirip kayak kasus kami.

Jujur, aku terlalu bersemangat. Aku pengen banget langsung ada di rencana besar kita itu. Tapi semuanya harus berawal dari sabar dan persiapan yang se-ok-mungkin. Semuanya harus mateng dulu sampai saat kita ada di waktu itu. Sekarang kita masih ditahap 'bermimpi". Menggambarkan semua yang akan terjadi. Mungkin yang suatu hari nanti kita ada disana. Aamiin. Lalu aku pikir, inilah petualangan yang sebenernya. Petualangan hidup kita. 

Apa coba arti Petualangan? Sayang sekali aku lagi gak ada internet di rumah, jadi ga bisa buka KBBI online lagi. Tapi setauku petualangan itu artinya sebuah perjalanan yang kita persiapkan, jalankan dan jadi kenangan suatu hari nanti. Bukan, bukan cuma petualangan pergi naik gunung atau menyusuri tepian salah satu pulau di bumi Allah. Petualangan artinya hidup dengan perencanaan, peng-amal-an yang baik, bonusnya: kenangan manis. 

Rencana. Manusia emang cuma bisa berencana. Kita gak tau apa yang akan terjadi satu detik kedepan. Bahkan mengetik pun, kita bisa aja maunya ngetik apa, tapi yang kepencet apa. Typo itu mah, niw! Hahahhaha... Tapi ya iya dong bener? Rencana kita gak berjalan semulus yang kita bayangkan, tapi bisa kita rubah, kita ulang atau apapun, sampai akhirnya kita sampai pada gambaran awal kita. Sampai akhirnya rencana kita, cita-cita kita tercapai. Nah, yang suka typo (kayak niwi), apa masih mau melepas semua gambaran atau rencana awal kamu? Emang susah. Kadang kita gak rela menghapus apa yang udah kita tulis, tapi kalau itu gak sesuai, apa mau kita pertahanin? Kadang kita kesel banget kan kalo typo? Tapi apa yang salah itu bisa bisa dimengerti orang? Kita harus meralatnya kan? Orang juga, orang bakal maklum. Mungkin ada yang mencemooh. Tapi sebenernya mereka mengerti apa maksudmu, mungkin mereka hanya mengingatkan kalau kamu sebenarnya salah.

Peng-amal-an yang baik. Butuh usaha dalam setiap rencana yang sudah kita buat. Ini yang berat. Karena mempraktekan semua yang sudah direncanakan dan digambarkaan gak akan semulus dan semudah itu. Butuh riset dulu sebelumnya. Butuh latihan dan kesiapan mental yang kuat. Bukan cuma mental sih. Fisik juga. Karena yang namanya praktek kan butuh gerak yang cuma bisa dilakuin sama raga kita ini. Kalo prakteknya ini mulus, lancar, tanpa hambatan, artinya kita tinggal langsung nikmatin hasilnya. Tapi ingat kawan, mulus bukan berarti gak berat. Mulus bukan berarti tanpa peluh dan sabar. Kalo gak mulus? Padahal kita udah usaha sekuat mungkin. Memeras peluh, menanam sabar, mengikis raga, tapi hasilnya tak seperti gambaran kita. Artinya, ada dua yang kurang kawan.

Karena hasil itu punya rumus sendiri. RENCANA+USAHA+DOA+KEPERCAYAAN=HASIL. Mungkin bagi pemeluk agama islam, kenal yang disebut kata TAWAKAL. Rumusnya jadi lebih simpel, RENCANA+TAWAKAL=HASIL.


RENCANA= mimpi dan gambaran awal kita.
USAHA= pergerakan fisik, batin dan mental untuk mewujudkan gambaran awal.
DOA= karena hanya tuhan yang mengatur segala sesuatu yang terjadi di bumi ini.
KEPERCAYAAN= percaya yang kamu mimpikan itu sesuatu yang baik dan akan terwujud suatu saat.

TAWAKAL
1. adanya cinta. Kalau cinta, sudah percaya
2. adanya usaha
3. adanya ketetapan hati (bahwa Allah itu Maha Esa)
4. menyandarkan hati hanya pada Allah
5. berbaik sangka
6. pasrah
7. mengharapkan, menyerahkan, mewakilkan segalanya pada Allah.

Jadi yang kurang apaaaa? Iya, kurang doa sama kurang percaya. Gak perlu lah ya dijelasin. Karena bisa panjang banget uraiannya, kalo mau tau sudut pandang aku tentang doa dan kepercayaan, email aja email, atoga line, atau apakek. Hahahhaha.. Engga, aku gak mager nulisnya kok, cuma terlalu jauh aja jadinya bahasannya. Nanti aku malah jadi terkesan sok tau juga. Padahal cuma ngutarain pendapat doang.

Kalo semuanya udah dilakukan, pasti ketemu hasil. Walau mungkin agak berbeda dari gambaran awal kita, tapi ada pastinya hasil yang terbaik untuk kita. Sesuatu yang kita inginkan, bukan berarti yang terbaik buat kita. Sesuatu yang kita benci, bukan berarti yang terburuk untuk kita. Makanya jangan suka bilang: "ah, gue gak suka itu" atau "gila gila, gue mau banget itu deh, harus banget punya/dapet/jadi itu". Pokoknya jangan "terlalu" sama sesuatu. Soalnya manusia mudah sekali kecewa.

Hasil apapun nanti yang ada di depan, itulah hasil dari petualanganmu. Indah. Apapun itu. Indah. Ketika kamu diam sejenak dan melihat memori yang kamu punya untuk menghasilkan apa yang kau lihat sekarang, tak ada rasa yang seindah itu. Memori yang baik atau yang buruk, ketika kau kembali melihatnya, kau hanya tersenyum. Karena semua tak bisa diulang, semua akan hanya jadi kenangan dan pembicaraan saja. Masa buruk pun bisa membuat kamu tertawa kelak.

Intinya apa sih niw lu nulis panjang begini?
Intinya, nikmati petualanganmu. Nikmati hidupmu. Nantikan apa yang kamu gambarkan waktu itu. Gambaran di otakmu kelak akan jadi kenyataan. Berusaha dan berdoa itu penting. Walau pun segala sesuatunya sudah ditetapkan. Percayalah apapun yang jadi ketetapan-Nya, adalah yang terbaik untukmu. Semangat kawan! Buatlah petualangan hebat yang akan jadi cerita untuk anak-cucu kita kelak. Untuk jadi sebuah pengalaman. Untuk jadi bahan riset seseorang ketika mereka baru akan berusaha. Semua ada di kamu. Tingkat keseruan petualanganmu, ada di tanganmu sendiri. Pilihannya cuma dua:

Petualangan yang seru?
atau 
Petualangan yang biasa?

ditulis, 09.03.2016
»»  Read More...

02

Sepertiga malam.

Banyak manusia sudah terlelap di waktu ini. Padahal teorinya, waktu ini adalah waktu yang tepat untuk meminta, pdkt, mengeluh, dll. Pada siapa? Pada Allah. Pada Yang Maha Esa. Tapi, banyak kah diantara kita yang menjalankan rutinitas ini? Masih banyak kah manusia yang menjadwalkan waktu ini untuk bermunajat padanya?

Aku mau sedikit bercerita masa SMA ku. Aku rutin tidur setelah isya. Atau malah sebelum waktu isya kalau aku sudah di rumah. Lalu alarm ponsel ku selalu membangunkan aku pada pukul dua dini hari. Tak susah bangun pada waktu ini. Karena biasanya mamah pun sudah bangun dan terdengar aktifitas di dapur. Mugkin juga sudah kebiasaan, jadi tidak susah menjalankannya. 

Biasanya aku langsung ke dapur untuk menyeduh segelas kopi instant. Lalu ke kamar mandi untuk membasuh wajah dengan air yang sejuk. Bahkan aku berwudhu. Lalu aku sedikit mengobrol dengan mamah di dapur, bercerita ini dan itu karena pada malam hari aku sudah begitu lelah untuk cerita. Lalu kami masuk kamar masing-masing sambil menaruh kopi yang hangat. Menggelar sajadah, lalu bermunajat pada-Nya. Itu rutinitasku dulu saat sma.

Suatu hari aku pernah bercerita masa ini pada salah satu sahabatku. Dia langsung saja jatuh cinta. Jatuh cinta pada rutinitasku dulu. Rutinitas yang sayang sekali saat ini sudah aku tinggal kan. Hanya sekali dua kali aku bisa tidur tepat waktu. Entah apa alasannya. Tapi aku jujur, sedih. Ingin sekali aku hidup teratur. Ingin sekali aku tak meninggalkan rutinitas itu. Ingin sekali aku kembali ke masa itu. Atau setidaknya, otak ku bisa mengembalikan jam biologis ku yang dulu. 
»»  Read More...

Wednesday, 9 March 2016

01

Masih terjaga.

Biasanya aku mulai kesal dan lapar. Ada dua pilihan. Tidur atau ikuti keinginan. Ada dua keinginan biasanya. Masak atau menyalakan lagi laptop yang sudah mati. Biasanya butuh 15 menit untuk aku berpikir pilihan mana yang akan kupilih. Kalau aku benar-benar mengatuk, dalam 15 menit itu aku sudah terlelap. Sudah berkeliaran di alam lain. Tapi jika mataku masih belum seberat itu, aku biasanya membutuhkan lima menit lain untuk memutuskan pilihan lain.

Perutku biasanya membantu di lima menit tambahan ini. Kalau dia benar-benar butuh diisi, dia akan bernyanyi dengan nyaring. Jika nyanyian itu terdengar, aku bangkit lagi dari kenyamanan. Membuka selimut tebalku, duduk sebentar karena aku punya gangguan darah rendah yang membuatku harus bangun bertahap. Lalu aku berjalan menuju dapur. Melihat meja tempat aku menyimpan makanan. Jika ada pisang, kulahap habis satu buah. Kalau tak ada, terpaksa aku mengoles roti tawar dengan selai coklat-kacang. Jika pisang dan roti tak ada, aku bereksperimen dengan isi kulkas ku. Jika perutku masih bernyanyi, ku tuang segelas susu dingin ke galas, dan meneguknya cepat.

Bagaimana kalau perutku tidak bernyanyi? Aku tak bergerak dari posisiku. Menyalakan kembali laptop yang sudah kumatikan sejak dua jam yang lalu. Aku buka browser favorit ku, lalu mulai mencari tontonan yang kira-kira bisa membuatku mengatuk. Biasanya kuserahkan pada film kartun jaman kecil. Pokoknya film yang sudah pernah ku tonton, biar aku tak penasaran dengan alur kisahnya. Biar aku tertidur pada seperempat pertama film tersebut.

Ada kalanya aku tak mau menonton. Sehingga aku sumbat kedua telingaku dengan lagu kesukaan. Membiarkan otak ku bekerja dengan liar. Terkadang membuat kesepuluh jemari ku bekerja sampai pagi. Kalau sudah begitu, otakku membuat semua jadwal jadi kacau. Tapi setidaknya aku senang karena aku membuat dini hariku lebih produktif.

Dari semua pilihan di pukul satu pagi ini. Tentu saja aku lebih suka jika otak dan badanku memilih untuk tidur. Karena memang badan manusia butuh tidur pada waktu tersebut. Karena aku manusia yang ingin punya hidup teratur. Aku masih mencoba dan terus mencari cara yang tepat untuk terlelap di waktu yang juga tepat. 

Mungkin kau punya saran?
»»  Read More...

Tuesday, 8 March 2016

00

Tengah Malam.

Aku biasanya belum tidur. Masih terjaga. Masih menggenggam telepon genggam ku. Biasanya aku membuka semua sosial media yang kupunya. Berputar dari mulai path, instagram terkadang mengecek chat di line. Lampu kamar masih menyala. Kadang lilin beraroma sedikit lavender pun menyala. Aku tak suka jika kamarku dingin dan gelap. Mengingatkan pada masa kelam waktu dulu. 

Harusnya aku sudah terlelap. Tapi karena satu dan lain hal, aku terpaksa terjaga. Waktu ngantukku sudah lewat tadi pukul 22. Banyak sebabnya, bisa saja karena mengobrol, bosan lalu menonton film sampai waktu tidurku terlewat, atau yang paling penting biasanya karena aku masih mengerjakan sesuatu. Tapi saat aku sadar sudah masuk tengah malam, biasanya aku mengambil wudhu, melakukan rutinitas sebelum tidur, lalu masuk selimutku yang luar biasa tebal.

Bukannya aku tak mencoba tidur. Tapi memang sulit jika waktu tidur mu sudah lewat. Biasanya aku berjanji untuk tidak mengulangi lagi esok hari. Aku berusaha setiap hari untuk tidur sebelum pukul 00 tiba. Ya, seperti biasa, manusia hanya bisa merencanakan.Tapi wanita tak tegas sepertiku biasanya mengulang kembali kesalahan yang sama untuk sekian kalinya. Maafkan aku. Aku akan selalu berusaha jadi wanita yang lebih tegas.
»»  Read More...

Monday, 7 March 2016

Rund um die Uhr

Artinya: 24 jam.

Setelah menyelesaikan si komitmen #ceritaalfabet, aku sempat berhenti sejenak. Istirahat. Dan memang lagi ada urusan ini dan itu, pikiran kemana-mana, urusan hati juga lagi gak fokus banget, emosi meledak-ledak, dll dll deh kayak ABG pokoknya. Mungkin ya, mungkin, disebabkan oleh hormon wanita yang seenaknya ngobrak-ngabrik mood disetiap bulannya. Terimakasih.

Akhir pekan lalu akhirnya aku punya waktu istirahat di rumah. Berniat emang gak ngapa-ngapain. Cuma pengen gogoleran (tidur-tiduran), nonton atau ngobrol-ngobrol doang. Lalu emang cuma butuh istirahat sedikit, otak nih udah liar pas hari Minggu siang. Udah pengen banget nulis. Akhirya, walau badan rasanya masih pengen istirahat, si jari sama otak kerja. Iya, badannya tetep di kasur. Kalo orang liat mungkin bakal mikir: "Si Niwi mager banget sih seharian ini!"

Sebenernya tema ini udah aku tentukan dulu pas si #ceritaalfabet muncul. Biar aku nulisnya masih bertema, ga terlalu kesana kemari. Masih ada latarnya lah seenggaknya. Tapi pas kemarin mulai nulis, ternyata dalam setiap tulisanku ada kenangan yang muncul. Kenangan yang aku inget di waktu-waktu tertentu. Sekaligus jadi renungan dan sebuah instropeksi diri. Aku lebih banyak bercerita dan mengulang kejadian-kejadian masa lalu. Beda sama #ceritaalfabet yang melihat sudut pandang benda.

Hari ini pun menurutku lebih produktif. Mungkin setelah aku menulis bagaimana aktivitasku dan bagaimana aktivitasku yang SEHARUSNYA, aku jadi tersindir sendiri. Aku malu sendiri dan aku mencoba berubah. Aku ingin jadi pribadi yang lebih baik. Semoga saja bukan hanya aku yang tersindir dan mau berubah. Semoga kalian sebagai pembaca pun ikut tergerak. Bukan, bukan mau menggurui atau apapun, aku cuma ingin sharing. Aku cuma ingin mencambuk diriku sendiri. Maaf jika kalian tersindir atau tercambuk. Aku tidak bermaksud. 

Selamat menikmati BiruBicara edisi "Rund um die Uhr" yaaaa.. Kritik dan saaran bisa langsung di komentari di kolomnya, atau kalau mau lebih privat, boleh di line saja. ID: niwiarti28.

Salam,
Niwiarti.

»»  Read More...