Ringtone Ponsel Kiara berbunyi.
Padahal Kiara sedang asik baca artikel di Laptopnya. Sambil dengerin lagu yang
dia pasang kencang-kencang. Kiara memang kadang sebal dengan kesendirian. Sepi
sekali. Memang bagus sih buat merenung, tapi kalo tiba-tiba jadi galau gimana?
Makanya dia kadang benci sendiri, kadang seneng banget kalo sendiri.
Ternyata Fina yang meneleponnya.
Sahabatnya tercinta yang memang harus berpisah kota dengan Kiara saat di
Jerman. Walau pisah kota, mereka tetap rajin komunikasi. Entah itu lewat
telepon, bbm, skype atau malah saling mengunjungi.
“Assalamualakum, Fiiin.. Ada apa?”
Sapa Kiara sambil mematikan lagu yang kencang itu.
“Waalaikumsalam. Kiiii.. Gue
pusing banget iniii..” Suara Fina terdengar memelas.
“Kenapaaaa? Cerita monggooo..”
“Besok gue Kontrolle, Kiii.
Huaaaa..” Terdengar nada kecemasan diseberang sana.
“Kontrolle apa, Fin?” Kiara masih
menanggapi santai sambil sedikit-sedikit melirik artikel yang dia baca
sebelumnya.
“Deutsch, Kiiii.. Aduuuh.. Gimana
inii..”
“Belajar lah, Fin!” Kini Kiara
mulai meninggalkan Laptopnya dan fokus pada Fina.
“Ini gue mau belajar malah
takut-takut terus, Ki.”
“Sholat dulu makanya!” Masih
menjawab santai. Sahabatnya yang satu ini memang panikan sejak mereka
menghadapi ulangan pertamakali di SMA.
“Udaaaah.. Aduh, gue mau jungkir
balik aja ini.” Fina semakin cemas.
“Emang lo gak gitu nguasain
materinya, Fin?”
“Bukan gitu, Ki. Kontrolle
kemarin nilai gue gak bagus-bagus amat. Gue takut nilai sekarang malah jelek
lagi.”
“Lah, kemarin kenapa nilainya
jelek?”
“Gue panik gitu semaleman. Sampe
gak bisa tidur, terus pas ujian malah nge-blank. Gue takut besok gue malah
begitu lagi.”
“Aduh, Fiin.” Kiara menggelengkan
kepalanya.
“Ki, lo sini apa temenin gue.”
“Dikira jarak kota kita deket
apa, Fin?” Kiara sewot.
“Aduuhh.. Gue takut banget,
Kiii..”
“Shh.. Tarik napas, Fin!” Fina
pun lalu menuruti perintah Kiara.
“Terus, Ki?”
“Udah, cukup belajarnya. Lo tidur
gih. Witir dulu aja sebelum tidur. Berdoa sama Allah, minta ketenangan. Masalah
lo gak akan selese kalo lo panikan sekarang, malah bikin masalah tambah runyam,
Fin.”
“Elu enak ngomong doang.
Prakteknya susah tau!” Fina terdengar ngambek.
“Yeee.. Belum dicoba udah pesimis
duluan. Jelas gak akan bisa. Positiv thinking terus dong, Fiiin...”
“Eh..” Fina seperti menyadari
sesuatu.
“Ayo, jangan kalah sama pikiran
negatif lo! Semangat, Fiin. Lo pasti bisaaaa..” Ujar Kiara ceria.
“Iya, bener sih, Ki. Danke banget
ya, Ki. Gue tidur deh sekarang. Doain gue ya, Kiii..”
“Iya, Fin. Selalu. Bismillah
yaaa.. Sana gih tidur! Gute Nacht.”
“Sip, sip. Bismillah. Gute Nacht,
Ki. Assalamualaikum.”
“Waalaikumsalam.” Tutup Kiara
sambil masih menggeleng-gelengkan kepalanya dan tersenyum. Semoga Fina dikasih kedamaian hari ini, deh. Kalo khawatiran terus,
bisa gawat dia. Aamiin..
Belajar Jerman
Kontrolle (kon-tro-le) : Ulangan
Deutsch (Do-ich) : Bahasa Jerman
Gute Nacht (Gute Nah) : Selamat malam/tidur
No comments :
Post a Comment