Friday, 16 December 2016
Setangkai Mawar
Hari ini aku mekar sempurna.
Tuanku telah merawatku dari kuncup.
Rencana makan malam romantis juga sudah sempurna.
Dengan lilin-lilin di meja dua kursi,
piring-piring pun sudah disiapkan.
Aku sebagai pusatnya,
dengan cincin manis tersembunyi diantara kelopakku.
Sekarang tuanku sedang menjemput sang terkasih.
Tapi sepertinya ia lupa sesuatu,
tuanku lupa mematikan api di dapur.
Lalu tiba-tiba,
semua jadi panas, merah dan berasap.
Aku tau cara memadamkannya,
ada pemadam api rumahan di bawah tangga.
Atau aku bisa menelepon nomor darurat,
tuanku punya telepon rumah di dekat kamarnya.
Tapi aku tidak punya tangan,
aku tak juga punya kaki.
Bahkan aku tak punya mulut.
Aku hanya bisa menunggu dan menyaksikan.
Siapa yang akan sampai terlebih dulu?
Apakah tuanku akan sampai tepat waktu,
dan menyelamatkan aku?
Atau api itu lebih dulu menghampiri,
dan menyudahi aku?
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment