Tuesday 3 May 2016

Puisi (?)

Kilau matamu bagai raik banyu segara anak,
Sejuk menusuk hingga ketulang rusuk.
Kilas senyummu bagai cerah mentari di pagi ini.
Senan tiasa di nanti di puncak gunung tertinggi.

Dinginnya udara malam hari di mandalawangi menusuk hingga ketulang rusukku, 
Ingin sekaliku memelukmu dan kupastikan kau adalah tulang rusukku.

Canda tawamu bagai gugusan ribuan bintang di malam hari yang indah tak bisa terlukiskan.

Setangkai edelweis kau rangkai di hati ini sebagai lambang cinta abadi.
Bukan mawar bukan melati, ku hanya ingin kembang cantigi sebagai pengobat rindu di hati.

Sayangku,
Hanya kepadamu sebenarnya kulabuhkan hati ini dalam lelah perjalanan.
Ku ingin selalu bersama denganmu hingga tubuhku terbujur kaku kupeluk erat dalam genggamku.



Jadi ceritanya, kemarin bangun tidur siang ada yang line begini. Sampe lima menit kayaknya aku bolak balik baca beginian. Gak percaya itu tulisan aseli dari otak si sumber. Tapi ya ngakunya begitu. Sampai malem, aku masih nyangka nya itu copas dari internet. Tapi pas aku baca lagi, ada typo dan kurang kata atau kesalahan tanda baca (itu yang aku tulis beneran yang dia kirim, gak kurang dan gak lebih alias di co-pas), akhirnya aku percaya itu bener-bener dari otak dia. Hahahaha.. Oh tambahan komentar dia juga:
"Kerasnya batupun akan bolong seiring terus di teteskan oleh air"
Tambah bingung lah dia makan apa kemarin.. Kayaknnya dia nelen KBBI deh. hahahha.. Oke, jadi postingan kali ini tuh karena aku lagi gak nulis udah lama ini. Karena satu dan lain hal deh pokoknya. Tapi aku jamin bakal ada terusan tulisan #RundUmDieUhr sama ada tulisan-tulisan lain juga. Sabar menunggu ya buat yang ngecek blog aku terus *PD BANGET*. Makasih udah sering mampir ke BiruBicara, bikin aku semangat banget buat nulis. Sampai jumpa di Post selanjutnyaaaaa...


3 comments :