Payung,
Mantel dan Kaos kaki. Ya, tiga benda itu sangat dibutuhkan untuk menghadang
cuaca seperti ini. Menjelang winter di akhir November. Aku di bangunkan oleh
suara adzan dari HP-ku. Itulah salah satu cara pengingat sholat di awal waktu
bagiku, seorang pelajar muslim di benua biru, Eropa, yang sebentar lagi akan
menghadapi winter.
Aku
mengumpulkan semua niatku untuk berangkat ke kampus jam tujuh pagi di hari Rabu
yang dingin itu. Ramalan cuaca di laptop hanya memperlihatkan angka delapan.
Aku cepat-cepat memakai sweater hangat kesayanganku dan menyambar matel sebelum
buru-buru memakai sepatu dan berlari ke Halte. Aku nyaris ketinggalan Tram yang
cuma ada 20 menit sekali itu.
Tram
arah kampusku pagi itu, seperti biasa, penuh dengan anak-anak yang berangkat
sekolah. Mulai dari anak SD sampai mahasiswa dan gak kalah kake-kake dan nenek-nenek
yang mungkin mau menghirup udara segar kota Halle. Lantai tram basah karena
sepatu-sepatu penumpang yang juga basah, juga karena payung yang masih
menampung air hujan. Tak lama, tram tiba di Halte tujuanku. Dengan susah payah
menembus kerumunan anak-anak, aku akhirnya turun.
Langit
masiih hitam, padahal jam tangan menunjukan pukul 7.20. Rintik-rintik air yang
ringan masih menyerbu dari langit. Aku berjalan sendiri ke arah Kampus. Basah,
karena terlalu buru-buru sampai lupa membawa Payung. Beberapa sepeda menyusulku
menuju parkiran sepeda di depan kelas. Si pengendara sepeda memakai perlengkapan
anti dingin, dari Boots, Jaket tebal, Syal, sarung tangan, dan Topi (kupluk).
Kelas
sangat sepi saat aku masuk. Tapi hangat luar biasa. Aku langsung duduk di
tempat biasa dan membuka mantelku yang agak basah. Dosen belum datang, teman-teman
lain terlihat memakan bekal rotinya. Aku hanya mempersiapkan buku dan melihat
sekeliling. Semua tampak tidak antusias untuk menerima pelajaran hari ini.
Kira-kira seperti ini |
Dosen
datang diikuti teman-temanku yang lain. Kuliah dimulai tepat pukul 07.30,
dimana sudah sebagian besar kursi terisi. Dosen memulai kuliah hari ini dengan
bergurau bersama beberapa mahasiswa yang duduk di depan. Aku mempersiapkan
catatanku. Pulpen dan pensil sudah tersedia rapih. Aku mulai menyimak dan
mencatat yang penting-penting, sampai ketika beberapa mahasiswa yang terlambat
duduk di depanku.
Sejak
konsentrasiku agak buyar, aku terkadang melihat keadaan kelas. Ternyata pagi
yang dingin ini membuat beberapa anak mengantuk dan meminum kopi hangatnya
sambil mendengarkan dosen. Ada juga yang mungkin menceritakan dinginnya cuaca hari
ini pada teman sebelahnya. Sampai ada beberapa anak yang mungkin mengantuk dan
mengeluarkan Laptop dari tasnya untuk bermain game.
Kesadaran
belajar disini sangat ditentukan oleh tanggung jawab pribadi. Dosen tidak
merasa terganggu oleh ulah beberapa anak, beliau terus mengajar untuk mahasiswa
yang memang ingin belajar. Walalu diluar masih gelap dan juga hujan, sang dosen
dengan semangatnya mengajarkan materi kuliah semaksimal mungkin. Mungkin itu
juga yang harus dilakukan pelajar-pelajar yang bergelut dengan materi kuliah
dan winter : SEMANGAT.
Ya..
Mungkin agak sedikit membosankan membaca ini. Tapi aku akan mulai mencoba untuk
menulis setiap hari lagi. Sampai tulisanku engga semembosankan ini.
No comments :
Post a Comment