Assalamualaikumm...
Akhirnya waktu nge-blog ku datang. Walau masih ditunggu kerjaan lain. Hihihi..
Judulnya terlihat aneh ya? Biasanya kan orang meningkatkan adrenalin bukan dengan proposal. Apa kek gitu, naik halilintar atau tornado di Dufan, misalnya. Tapi bener loh. Ini fakta. Kalian tau kan, kalo adrenalin meningkat, biasanya ada rasa takut, rasa ingin berhenti dan rasa yang menggebu-gebu. Yaah, pokoknya gitu deh, bagi yang ga tau, silahkan sisihkan uang jajan dan pergi ke Dufan untuk naik Tornado, Kicir-kicir dan Halilintar. Setelah adrenalin meningkat dan selesai, akan ada kepuasan tersendiri yang timbul dengan sendirinya.
Hal itu akan dirasakan pada saat Anda membuat Proposal sungguhan. Proposal yang merupakan salah satu kunci kegiatan kita akan berlangsung. Terus ada dimana tantangannya? Dari awal pembuatan. Anda akan mulai berdebat dengan pikiran, hati dan semua orang yang berhubungan dengan proposal tersebut. Lalu pada saat meminta persetujuan dari orang-orang yang terkait. Walah, minta tandatangan aja bisa berhari-hari deh. Tapi, saat proposal disetujui, akan ada perasaan yang sangat menyenangkan.
Aku sudah pernah beberapa kali membuat Proposal. Makanya aku bisa nulis kayak tadi. Soalnya ada rasa yang lain saat buat proposal itu. Tahun lalu, saat masih aktif di Organisasi sekolah, aku sering mendapat tugas untuk membuat proposal acara kami. Pada awalnya, rasanya susah sekali membuatnya. Terkadang aku takut untuk memulainya. Kenapa? Aku belum siap untuk menghadapi rintangannya. Padahal cuma buat proposal aja.
Selalu, ketika membuat Proposal, harus beberapa kali mengulangnya, karena salah ketik misalnya. Atau ketika sang ketua sudah setuju dengan proposal itu, malah Sang Pembina yang protes dengan konsep acara kami. Atau ketika pembina sudah setuju, ada perubahan jadwal akademis dari sekolah. Atau, masalah dengan kepala sekolah, beliau selalu sibuk dengan pekerjaannya sehingga tidak selalu di tempat, dan membuat kami menunggu dan menunda jadwal pergerakan panitia sampai proposal di setujui.
Ada kalanya, air mata jatuh dari kami, karena begitu kesal dengan alasan-alasan kecil sehingga yang bersangkutan tidak menyetujui proposal kami. Ada kalanya kami loncat-loncat kegirangan karena proposal kami disetujui. Mungkin Anda juga pernah merasakan hal yang sama.
Teman-teman yang satu Organisasi denganku juga turut merasakan hal itu. Kalau kalian baca ini, dan mengingat satu tahun terakhir kita, pasti akan terkenang tahun kedua kita di SMA tercinta itu. Saat acara-acara di sekolah seperti 'HEBEMOREF', GOE, MOS atau acara besar kita di luar sekolah, seperti JAMSIS dan LDKS. Dimana kita sedikit melupakan kewajiban kita sebagai pelajar dan anak. Hihihi..
Sebenarnya kami sudah membuat laporan pertanggungjawaban di organisasi kami itu, tapi aku dan beberapa temanku masih saja ngurusin satu proposal terakhir kami di SMA. Proposal Buku Tahunan. Dan kami masih dalam tahap memacu adrenalin. Hihihi.. Doakan kami ya.. Karena perbedaan pendapat dengan sang Pembina, proposal pertama kami yang kemarin di tolak dan kami di 'cerewetin'. Hari ini, kami akan ajukan Proposal yang sudah di perbaiki sesuai kemauan beliau, tapi tanpa merubah konsep kami. :)
Semoga yang kali ini tidak akan seburuk proposal pertama saya, saat seleksi adik-adik kelas yang mau masuk Organisasi kami. Saat itu, proposal tidak sempat di 'acc' oleh kepala sekolah. Sehingga acara terlihat ilegal. Tapi acara itu memang di haruskan oleh pihak sekolah kok. Maaf ya pak kepala. Terutama maaf dariku untuk ketua acra tersebut (afa). Maaf ya, jeng..^^
Udah dulu ya, saya harus mempersiapkan diri untuk menghadap pembina. Semoga berhasil.
Ingat, sesuatu tidak akan sia-sia jika kita memang benar-benar mengerjakannya. Dan kita akan benar-benar mengerjakannya apabila, kita mencintai pekerjaan tersebut. Maka, cintailah pekerjaanmu.
Akhirnya waktu nge-blog ku datang. Walau masih ditunggu kerjaan lain. Hihihi..
Judulnya terlihat aneh ya? Biasanya kan orang meningkatkan adrenalin bukan dengan proposal. Apa kek gitu, naik halilintar atau tornado di Dufan, misalnya. Tapi bener loh. Ini fakta. Kalian tau kan, kalo adrenalin meningkat, biasanya ada rasa takut, rasa ingin berhenti dan rasa yang menggebu-gebu. Yaah, pokoknya gitu deh, bagi yang ga tau, silahkan sisihkan uang jajan dan pergi ke Dufan untuk naik Tornado, Kicir-kicir dan Halilintar. Setelah adrenalin meningkat dan selesai, akan ada kepuasan tersendiri yang timbul dengan sendirinya.
Hal itu akan dirasakan pada saat Anda membuat Proposal sungguhan. Proposal yang merupakan salah satu kunci kegiatan kita akan berlangsung. Terus ada dimana tantangannya? Dari awal pembuatan. Anda akan mulai berdebat dengan pikiran, hati dan semua orang yang berhubungan dengan proposal tersebut. Lalu pada saat meminta persetujuan dari orang-orang yang terkait. Walah, minta tandatangan aja bisa berhari-hari deh. Tapi, saat proposal disetujui, akan ada perasaan yang sangat menyenangkan.
Aku sudah pernah beberapa kali membuat Proposal. Makanya aku bisa nulis kayak tadi. Soalnya ada rasa yang lain saat buat proposal itu. Tahun lalu, saat masih aktif di Organisasi sekolah, aku sering mendapat tugas untuk membuat proposal acara kami. Pada awalnya, rasanya susah sekali membuatnya. Terkadang aku takut untuk memulainya. Kenapa? Aku belum siap untuk menghadapi rintangannya. Padahal cuma buat proposal aja.
Selalu, ketika membuat Proposal, harus beberapa kali mengulangnya, karena salah ketik misalnya. Atau ketika sang ketua sudah setuju dengan proposal itu, malah Sang Pembina yang protes dengan konsep acara kami. Atau ketika pembina sudah setuju, ada perubahan jadwal akademis dari sekolah. Atau, masalah dengan kepala sekolah, beliau selalu sibuk dengan pekerjaannya sehingga tidak selalu di tempat, dan membuat kami menunggu dan menunda jadwal pergerakan panitia sampai proposal di setujui.
Ada kalanya, air mata jatuh dari kami, karena begitu kesal dengan alasan-alasan kecil sehingga yang bersangkutan tidak menyetujui proposal kami. Ada kalanya kami loncat-loncat kegirangan karena proposal kami disetujui. Mungkin Anda juga pernah merasakan hal yang sama.
Teman-teman yang satu Organisasi denganku juga turut merasakan hal itu. Kalau kalian baca ini, dan mengingat satu tahun terakhir kita, pasti akan terkenang tahun kedua kita di SMA tercinta itu. Saat acara-acara di sekolah seperti 'HEBEMOREF', GOE, MOS atau acara besar kita di luar sekolah, seperti JAMSIS dan LDKS. Dimana kita sedikit melupakan kewajiban kita sebagai pelajar dan anak. Hihihi..
Sebenarnya kami sudah membuat laporan pertanggungjawaban di organisasi kami itu, tapi aku dan beberapa temanku masih saja ngurusin satu proposal terakhir kami di SMA. Proposal Buku Tahunan. Dan kami masih dalam tahap memacu adrenalin. Hihihi.. Doakan kami ya.. Karena perbedaan pendapat dengan sang Pembina, proposal pertama kami yang kemarin di tolak dan kami di 'cerewetin'. Hari ini, kami akan ajukan Proposal yang sudah di perbaiki sesuai kemauan beliau, tapi tanpa merubah konsep kami. :)
Semoga yang kali ini tidak akan seburuk proposal pertama saya, saat seleksi adik-adik kelas yang mau masuk Organisasi kami. Saat itu, proposal tidak sempat di 'acc' oleh kepala sekolah. Sehingga acara terlihat ilegal. Tapi acara itu memang di haruskan oleh pihak sekolah kok. Maaf ya pak kepala. Terutama maaf dariku untuk ketua acra tersebut (afa). Maaf ya, jeng..^^
Udah dulu ya, saya harus mempersiapkan diri untuk menghadap pembina. Semoga berhasil.
Ingat, sesuatu tidak akan sia-sia jika kita memang benar-benar mengerjakannya. Dan kita akan benar-benar mengerjakannya apabila, kita mencintai pekerjaan tersebut. Maka, cintailah pekerjaanmu.